Kamis, 11 September 2025, Para peserta Seleksi SSK datang dengan wajah-wajah yang bercampur antara tegang, cemas, namun juga penuh semangat. Mereka sadar, inilah saat yang bisa menjadi langkah penting dalam perjalanan hidup mereka.

Acara dimulai dengan pembukaan yang sederhana, namun penuh makna. Panitia menyampaikan kata sambutan, memberikan semangat, dan mengingatkan bahwa seleksi ini bukan hanya tentang mencari yang terbaik, tetapi juga tentang proses pembelajaran, keberanian, dan ketekunan. Setiap kata yang terucap seakan menjadi penguat bagi hati para peserta yang masih berdebar.

Setelah itu, tibalah waktunya untuk tes tulis. Ruangan mendadak hening, hanya terdengar gesekan pena di atas kertas. Di balik lembar soal, ada harapan besar yang sedang diperjuangkan. Setiap jawaban yang ditulis adalah cerminan usaha panjang—belajar, berdoa, dan keyakinan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia.

Usai tes tulis, acara dilanjutkan dengan tes wawancara. Peserta dipanggil berpasangan, dua anak demi dua anak, untuk duduk berhadapan dengan para pembina. Raut wajah mereka memperlihatkan campuran rasa gugup dan semangat. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan, dan dengan segala kemampuan, mereka menjawab dengan tulus. Tidak hanya kecerdasan yang terlihat, tapi juga keberanian, ketulusan hati, dan kepribadian yang terpancar dari setiap kata yang terucap.

Di ruang wawancara itu, kita tidak hanya melihat anak-anak yang diuji, tetapi juga anak-anak yang sedang bertumbuh. Mereka belajar percaya pada diri sendiri, belajar menghadapi rasa takut, dan belajar bahwa setiap proses adalah bagian dari perjalanan menuju kedewasaan.

Rangkaian tes tulis dan wawancara SSK hari ini bukan sekadar seleksi, melainkan sebuah kisah perjuangan. Kisah tentang anak-anak yang berani melangkah, yang berusaha sekuat tenaga, dan yang siap menjadi bagian dari generasi penerus penuh semangat dan tanggung jawab. _jurmanga